Keragaman

[Keragaman][bleft]

Sain dan Teknologi

[Sains & Teknologi][bsummary]

Ekologi

[Ekologi][twocolumns]

BENGKULU : PERAMBAHAN CAGAR ALAM PICU KONFLIK HORIZONTAL MASYARAKAT


warga adat semende bengkulu (gambar:vivanews)
Thekompat.org - Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Bengkulu di datangi oleh belasan warga perwakilan tiga desa di Kabupaten Seluma, Senin, 19 Mei 2014.

Belasan Warga Desa Rawa Indah, Penago Baru dan Pasar Talo  menuntut BKSDA mengambil sikap soal perambahan dan pengrusakan kawasan Cagar Alam di kawasan desa mereka.

Kepala Desa Pasar Talo Takril Hailani menyebutkan, aksi perambahan yang dilakukan oleh oknum warga tersebut sangat meresahkan warga.

“Selain sudah ditanami oleh sawit di sebagian kawasannya, ratusan pohon di kawasan itu juga telah habis ditebang oleh warga,” ujar Takril dalam dialog dengan Kepala BKSDA Bengkulu Anggoro Dwi Sujiarto dan Kepala Resort BKSDA Seluma, Sugita.

Di khawatirkan, akibat aksi perambahan, akan memicu konflik horizontal dengan masyarakat setempat. Apalagi, hingga kini BKSDA belum menentukan sikap jelas atas kasus tersebut.

Kepala Desa Penago Baru Sudirman menambahkan, akibat dari aksi perambahan dan pengrusakan kawasan CA tersebut, laju abrasi di desa mereka yang berbatasan langsung dengan samudera Hindia sudah mencapai 10 meter pertahun.

“Bibir pantai makin dekat dengan pemukiman warga, bahkan instrusi air laut sudah merusak lahan sawah di Desa kami”, ujar Sudirman.

Menurut Kepala Resort BKSDA Seluma Sugita, aksi perambahan dan pengrusakan kawasan cagar alam Pasar Talo di Kabupaten Seluma tersebut memang sudah mengkhawatirkan. Upaya untuk antisipasi dan penanganan terus dilakukan. Namun demikian, hal itu tetap tak bisa tertangani maksimal karena minimnya personil dan luasnya kawasan tersebut.

Sugita mengatakan bahwa sebagian masyarakat ada yang sepakat untuk membantu, namun karena ada mekanisme yang harus di jalankan meraka tidak dapat bertindak lebih jauh.

Ia berjanji, dalam waktu dekat, laporan dan keinginan warga tersebut dapat ditindak lanjuti. “Laporannya telah kami tembuskan ke Kementerian Kehutanan, mudah-mudahan dapat direspon,” ujarnya. (Medialingkungan.com)

Tidak ada komentar:

Sejarah

[Sejarah][bsummary]

Makanan dan Pertanian

[Ekologi][twocolumns]