Keragaman

[Keragaman][bleft]

Sain dan Teknologi

[Sains & Teknologi][bsummary]

Ekologi

[Ekologi][twocolumns]

Sejarah : Gua Batu Ejayya

Ilustrasi Komunitas Peta Buta, Sumber : Google.co.id
Kompat Online - Kabupaten Bantaeng yang merupakan kota tua dan kota kerajaan tertua di Sulawesi yang terdiri dari untaian 13 ribu pulau. Berdiri sejak 760 M yang lalu, . Gelar Butta Toa yang disandangnya merupakan bukti tanah bersejarah.

Menurut Prof. Nurudin Syahadat, Bantaeng sudah ada sejak tahun 500 masehi, sehingga dijuluki Butta Toa atau Tanah Tuo (Tanah bersejarah).

Selanjutnya laporan peneliti Amerika Serikat Wayne A. Bougas menyatakan Bantayan adalah Kerajaan Makassar awal tahun 1200-1600, dibuktikan dengan ditemukannya penelitian arkeolog dan para penggali keramik pada bagian penting wilayah Bantaeng yakni berasal dari dinasti Sung (960-1279) dan dari dinasti Yuan (1279-1368).

Banyak bukti yang belum terungkap di kota tua Bantaeng, termasuk keberadaan masyarakat Tionghoa di kabupaten Bantaeng dan jejak panjang kerajaan di Bantaeng.

Salah satu bukti sejarah di kabupaten Bantaeng dengan adanya beberapa sirus bersejarah seperti kuburan tua dan gua Batu Ejayya.

Gua ini terletak di Kelurahan Bonto Jaya, Kecamatan Bissappu, sekitar 16 Km dari Kota Bantaeng. Gua ini dari kejauhan sudah nampak, karena berada di atas bukit yang datar. Letaknya sekitar 300 meter dari jalan raya. Di sekitar gua ini terdapat banyak pohon randu. Masyarakat setempat menggunakan buah kapuk randu itu sebagai bahan baku membuat kasur.

Gua terbentuk dari batu kapur yang terjadi pada zaman plestosin. Gua semacam ini sering disebut abris sous rouce. Pada zaman plestosin, es yang ada di Kutub Utara dan Kutub Selatan mencair. Akibatnya, terjadi air pasang hingga beberapa meter di atas permukaan laut dan air menutupi sebagian besar daratan. Karena adanya pukulan-pukulan ombak ke gunung batu kapur, maka terbentuklah apa yang disebut gua.

Sangat disayangkan, perkembangan arkeologi belum menyentuh daerah pelosuk untuk publikasi nilai sejarah sebuah daerah. Kami mengharapkan semua pihak dapat berpartisipasi dengan mempublikasinya bentuk-bentuk sejarah yang adadi pelosok. Hanya kita yang pelaku perubahan.

Tidak ada komentar:

Sejarah

[Sejarah][bsummary]

Makanan dan Pertanian

[Ekologi][twocolumns]