Apakah Kopi Decaf Benar-benar Bebas Kafein?
Kompat Online - Dikutip dari kompas (Bagaimana Kopi Decaf Dibuat?). Siapa sangka bahwa kisah kopi tanpa kafein (decaf) dimulai dari seorang penulis besar? Johann Wolfgang von Goethe, yang terkenal dengan karyanya "Faust," ternyata memiliki ketertarikan pada sains.
![]() | ||
Ilustrasi kopi, biji kopi. | © PIXABAY/COULEUR |
Pada tahun 1819, ia meminta seorang ahli kimia, Friedlieb Ferdinand Runge, untuk meneliti mengapa kopi membuatnya sulit tidur. Dari penelitian ini, Runge menjadi ilmuwan pertama yang berhasil mengisolasi kafein—penemuan yang kemudian mengubah cara manusia menikmati kopi.
Namun, butuh hampir satu abad setelah temuan Runge sebelum ilmuwan berhasil menemukan cara mengekstrak kafein dari kopi tanpa menghilangkan cita rasanya. Hingga kini, proses dekafeinasi terus berkembang, menggunakan berbagai metode yang lebih aman dan efektif.
Proses Pembuatan Kopi Decaf
Proses dekafeinasi bukan sekadar merendam kopi dalam air lalu menghilangkan kafeinnya. Ini adalah proses kompleks yang dilakukan di fasilitas khusus. Menurut David Kastle dari Swiss Water Decaffeinated Coffee, hanya sedikit perusahaan besar yang memiliki pabrik dekafeinasi sendiri, sementara lainnya bekerja sama dengan pabrik khusus atau melalui importir.
Secara umum, dekafeinasi dimulai dengan merendam biji kopi hijau (sebelum dipanggang) dalam air agar kafeinnya bisa larut. Dari sini, ada beberapa cara yang digunakan untuk menghilangkan kafein dari biji kopi.
1. Metode Kimiawi (Pelarut Kimia)
Metode pertama yang sukses secara komersial ditemukan pada tahun 1905 oleh seorang pedagang kopi Jerman bernama Ludwig Roselius. Konon, metode ini ditemukan secara tidak sengaja ketika Roselius menerima kiriman kopi yang tidak sengaja terendam air laut.
Alih-alih membuangnya, ia mencoba mengolah dan menguji rasa kopi tersebut. Hasilnya? Kafein dalam biji kopi hilang, tetapi rasanya masih tetap seperti kopi, meskipun sedikit asin.
Roselius kemudian mengembangkan teknik dekafeinasi menggunakan benzena—zat kimia yang saat itu juga digunakan dalam penghapus cat dan aftershave. Produknya dikenal dengan nama "Sanka," yang kemudian menjadi populer di Amerika Serikat pada pertengahan abad ke-20.
Namun, setelah ditemukan bahwa benzena bersifat karsinogenik, metode ini ditinggalkan. Saat ini, perusahaan yang masih menggunakan pelarut kimia beralih ke etil asetat dan metilen klorida.
Meski metilen klorida menuai kontroversi karena dapat berdampak buruk pada sistem saraf pusat dalam jumlah tinggi, FDA menyatakan bahwa residu dalam kopi decaf sangat kecil (kurang dari 0,001%) dan tidak berbahaya bagi kesehatan manusia.
2. Metode Karbon Dioksida (CO2)
Metode ini ditemukan oleh ilmuwan Jerman, Kurt Zosel, di Max Planck Institute pada tahun 1970. Ia menemukan bahwa karbon dioksida superkritis (CO2 yang dipanaskan dan diberi tekanan tinggi) dapat berfungsi sebagai pelarut alami untuk memisahkan berbagai zat kimia, termasuk kafein dari biji kopi.
Teknik ini masih digunakan hingga saat ini karena dianggap lebih aman dibanding metode kimia. Selain itu, kafein yang diekstraksi dari kopi melalui metode ini dapat digunakan kembali dalam produk lain, seperti minuman bersoda dan minuman berenergi.
3. Metode Swiss Water Process
Bagi yang mencari metode dekafeinasi alami tanpa bahan kimia, Swiss Water Process adalah pilihan terbaik. Teknik ini mulai digunakan secara komersial pada tahun 1970-an dan masih populer hingga kini.
Prosesnya dimulai dengan merendam biji kopi hijau dalam air hingga semua senyawa larut di dalamnya. Air ini kemudian disaring menggunakan karbon aktif untuk menghilangkan kafein, tetapi tetap mempertahankan senyawa rasa lainnya.
Air yang telah jenuh dengan senyawa kopi ini, yang disebut ekstrak kopi hijau, kemudian digunakan kembali untuk merendam batch biji kopi baru. Karena sudah jenuh dengan komponen kopi lainnya, air ini hanya menarik kafein dari biji baru tanpa menghilangkan rasa kopi itu sendiri. Hasilnya adalah kopi yang hampir sepenuhnya bebas kafein dengan rasa yang tetap kaya dan alami.
Apakah Kopi Decaf Benar-benar Bebas Kafein?
Meskipun disebut "decaf," kopi ini tidak sepenuhnya bebas kafein. FDA menyatakan bahwa secangkir kopi decaf (sekitar 240 ml) masih mengandung sekitar 2 hingga 15 mg kafein. Namun, ini jauh lebih sedikit dibandingkan kopi biasa yang mengandung sekitar 80 hingga 100 mg kafein per cangkir.
Bagaimana Mengetahui Metode yang Digunakan?
Sayangnya, tidak semua kopi decaf mencantumkan metode dekafeinasi yang digunakan pada kemasannya. Namun, beberapa merek kopi premium seperti Blue Bottle biasanya menyoroti metode Swiss Water Process karena dianggap lebih alami dan ramah lingkungan.
Jadi, kalau kamu ingin menikmati kopi tanpa efek kafein yang berlebihan, sekarang kamu tahu bagaimana prosesnya! Apakah kamu tertarik mencoba kopi decaf?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar