Teka-Teki Para Peneliti Dunia Gempa Palu Menyebabkan Tsunami
KOMPAT Online - Gempa dan tsunami yang melanda beberapa daerah di Sulawesi Tengah rupanya menyita perhatian dunia lantaran banyak media internasional juga turut memberitakannya, bahkan menjadi berita utama.
Seperti The Guardian memberi judul 'Indonesia Tsunami: Dozens Killed in Sulawesi after Powerful Earthquake' (Tsunami di Indonesia: Puluhan Orang Meninggal Dunia di Sulawesi setelah Gempa Bumi Dahsyat).
Dalam laporannya, The Guardian mengutip beberapa pernyataan dari Sutopo Purwo Nugroho. Portal berita ini juga memberitakan tentang saluran komunikasi dan juga listrik yang padam, serta kepanikan masyarakat Sulawesi Tengah. Tidak hanya media itu, media internasional lainnya juga memberitakan hal yang sama namun dengan judul yang berbeda.
Seperti yang ditulis oleh BBC memberi judul laporannya 'Indonesia Earthquake: Dozens Dead in Palu' (Gempa di Indonesia: Puluhan Orang Meninggal di Palu).
Portal berita Singapura Chanel News Asia juga turut memberitakan gempa dan tsunami Sulawesi Tengah ini dengan memberi judul Scores Killed in Indonesia Quake-Tsunami' (Puluhan Orang Meninggal di Gempa Bumi dan Tsunami di Indonesia).
Sama halnya di Amerika juga hingga kini masih ada beberapa media yang memberitakan bagaimana gempa dan tsunami Sulawesi Tengah terjadi. Dilansir dari New York Times, peneliti Amerika bingung melihat kedasyatan tsunami yang ada di Sulawesi Tengah hingga menghancurkan Kota Palu. Menurut mereka gempa dengan kekuatan magnitudo 7,7 kemungkinan kecil membuat ombak sebesar itu hingga merusak.
"Kami (peneliti) mengira ini (gempa) bisa menyebabkan tsunami namun tidak sebesar itu," kata Jason Patton seorang ahli geofisika yang menjadi pengajar di Humboldt State University di Kalifornia. Patton menambahkan,"Ketika peristiwa ini terjadi kami (peneliti) lebih akan menemukan sesuatu hal-hal yang belum kami (peneliti) amati sebelumnya."
Menurut para peneliti gempa dan tsunami Sulawesi Tengah merupakan akibat dari fenomena strike-slip, yaitu bergesernya lempeng bumi secara horizontal dan fenomena ini seharusnya tidak mengakibatkan tsunami sebasar itu. Kemungkinan lain yaitu tsunami tercipta secara tidak langsung yang juga disebabkan faktor lain.
Guncangan keras saat gempa Donggala kemarin mungkin telah menyebabkan longsor bawah laut yang mampu menciptakan gelombang tinggi. Kejadian tsunami besar seperti itu tidak biasa, namun pernah terjadi pada gempa dengan kekuatan 9,64 SR di Alaska pada tahun 1964.
Patton melanjutkan bahwa penyebab tsunami besar di Palu terjadi karena beberapa faktor dan studi tentang dasar laut akan sangat penting untuk memahami peristiwa seperti gempa dan tsunami Sulawesi Tengah.
"Kami tidak akan tahu apa yang menyebabkannya terjadi, sampai itu (penelitian tentang dasar laut) selesai," jelas Patton.
Kemungkinan adanya lonsor di bawah laut ternyata juga menjadi perkiraan para ahli tsunami di Indonesia.
Beberapa ahli tsunami di Indonesia seperti ahli tsunami Institut Teknologi Bandung (ITB), Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), dan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) yang dikutip oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memberikan penjelasan perkiraan terjadinya tsunami di Palu.
Diperkirakan penyebabnya adalah longsoran sedimen dasar laut di kedalaman 200-300 meter di bawah permukaan laut. Sedimen-sedimen itu berasal dari sungai-sungai kemudian bermuara di Teluk Palu dan belum terbentuk kuat sehingga saat gempa terjadi mengakibatkan lonsor di dasar laut dan menimbulkan tsunami di Sulawesi Tengah. (*)
Artikel ini telah tayang di Nakita >>
Ilustrasi Gempa dan Tsunami Palu menyebabkan runtuhnya jembatan icon kota palu |
Dalam laporannya, The Guardian mengutip beberapa pernyataan dari Sutopo Purwo Nugroho. Portal berita ini juga memberitakan tentang saluran komunikasi dan juga listrik yang padam, serta kepanikan masyarakat Sulawesi Tengah. Tidak hanya media itu, media internasional lainnya juga memberitakan hal yang sama namun dengan judul yang berbeda.
Seperti yang ditulis oleh BBC memberi judul laporannya 'Indonesia Earthquake: Dozens Dead in Palu' (Gempa di Indonesia: Puluhan Orang Meninggal di Palu).
Portal berita Singapura Chanel News Asia juga turut memberitakan gempa dan tsunami Sulawesi Tengah ini dengan memberi judul Scores Killed in Indonesia Quake-Tsunami' (Puluhan Orang Meninggal di Gempa Bumi dan Tsunami di Indonesia).
Sama halnya di Amerika juga hingga kini masih ada beberapa media yang memberitakan bagaimana gempa dan tsunami Sulawesi Tengah terjadi. Dilansir dari New York Times, peneliti Amerika bingung melihat kedasyatan tsunami yang ada di Sulawesi Tengah hingga menghancurkan Kota Palu. Menurut mereka gempa dengan kekuatan magnitudo 7,7 kemungkinan kecil membuat ombak sebesar itu hingga merusak.
"Kami (peneliti) mengira ini (gempa) bisa menyebabkan tsunami namun tidak sebesar itu," kata Jason Patton seorang ahli geofisika yang menjadi pengajar di Humboldt State University di Kalifornia. Patton menambahkan,"Ketika peristiwa ini terjadi kami (peneliti) lebih akan menemukan sesuatu hal-hal yang belum kami (peneliti) amati sebelumnya."
Menurut para peneliti gempa dan tsunami Sulawesi Tengah merupakan akibat dari fenomena strike-slip, yaitu bergesernya lempeng bumi secara horizontal dan fenomena ini seharusnya tidak mengakibatkan tsunami sebasar itu. Kemungkinan lain yaitu tsunami tercipta secara tidak langsung yang juga disebabkan faktor lain.
Guncangan keras saat gempa Donggala kemarin mungkin telah menyebabkan longsor bawah laut yang mampu menciptakan gelombang tinggi. Kejadian tsunami besar seperti itu tidak biasa, namun pernah terjadi pada gempa dengan kekuatan 9,64 SR di Alaska pada tahun 1964.
Patton melanjutkan bahwa penyebab tsunami besar di Palu terjadi karena beberapa faktor dan studi tentang dasar laut akan sangat penting untuk memahami peristiwa seperti gempa dan tsunami Sulawesi Tengah.
"Kami tidak akan tahu apa yang menyebabkannya terjadi, sampai itu (penelitian tentang dasar laut) selesai," jelas Patton.
Kemungkinan adanya lonsor di bawah laut ternyata juga menjadi perkiraan para ahli tsunami di Indonesia.
Beberapa ahli tsunami di Indonesia seperti ahli tsunami Institut Teknologi Bandung (ITB), Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), dan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) yang dikutip oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memberikan penjelasan perkiraan terjadinya tsunami di Palu.
Diperkirakan penyebabnya adalah longsoran sedimen dasar laut di kedalaman 200-300 meter di bawah permukaan laut. Sedimen-sedimen itu berasal dari sungai-sungai kemudian bermuara di Teluk Palu dan belum terbentuk kuat sehingga saat gempa terjadi mengakibatkan lonsor di dasar laut dan menimbulkan tsunami di Sulawesi Tengah. (*)
Artikel ini telah tayang di Nakita >>
Tidak ada komentar:
Posting Komentar