Fakta Menunjukkan Setelah Terpapar Nyamuk Belajar Menghindari Pestisida
The Kompat Online - Sebuah penelitian baru mengungkap, bahwa nyamuk belajar menghindari pestisida hanya setelah satu kali terpapar.
Ini menunjukkan pestisida yang ada saat ini mungkin tak akan efektif lagi seperti sebelumnya untuk melawan serangga.
Seperti kita tahu, jutaan orang setiap tahun terjangkit penyakit yang ditularkan oleh nyamuk, seperti malaria, zika, dan demam berdarah.
Pestisida adalah alat yang umum digunakan untuk mengendalikan populasi nyamuk. Namun ternyata dari waktu ke waktu, serangga menjadi lebih tahan terhadap pestisida.
Mengutip New Scientist, Sabtu (19/2/2022) resistensi ini muncul karena banyak faktor, termasuk perubahan biologis pada nyamuk.
Untuk mengetahuinya lebih lanjut, Frédéric Tripet dari Keele University di Inggris dan rekan-rekannya memutuskan untuk menguji apakah nyamuk juga bisa belajar menghindari pestisida.
Di laboratorium, para peneliti mengekspos dua spesies nyamuk yaitu Aedes aegypti dan Culex quinquefasciatus dengan lima pestisida yang umum digunakan dalam dosis yang tak mematikan. Peneliti memaparkan 200 nyamuk betina per masing-masing pestisida.
Setelah terpapar, nyamuk menjalani dua tes.
Pertama serangga ditempatkan di dalam kotak dengan makanan di ujung yang lain. Nyamuk dan makanannya dipisahkan dengan jaring yang dibubuhi pestisida yang sama dengan yang peneliti paparkan sebelumnya.
Hasilnya, hampir sebagian besar nyamuk A.aegypti dan C.quinquefasciatus memilih untuk menghindari jaring yang telah dibubuhi pestisida itu.
Sementara dalam tes kedua, penelitii mengondisikan nyamuk untuk memilih berada di wadah yang berbau pestisida atau zat lain.
Dan ternyata, peneliti juga menemukan bahwa nyamuk yang sudah terpapar dengan pestisida lebih memilih wadah bebas pestisida.
Temuan ini menunjukkan, bahwa nyamuk mampu mengubah perilaku mereka setelah terpapar pestisida yang dapat membuat bahan kimia menjadi kurang efektif.
"Nyamuk merasakan efek buruk dari pestisida. Mereka mampu memahami bahwa mereka tidak nyaman dan harus menghindarinya," ungkap Tripet.
Ia pun berharap temuan ini membantu menginformasikan strategi baru untuk mengelola populasi nyamuk.
Temuan ini dipublikasikan di Scientific Reports.
Sumber Kompas.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar