Keragaman

[Keragaman][bleft]

Sain dan Teknologi

[Sains & Teknologi][bsummary]

Ekologi

[Ekologi][twocolumns]

Jangan Meninggal di 7 Tempat di Dunia ini Kalau Tidak Ingin Kena Hukum

Kompat Online - Kalau kematian menjadi sebuah rahasia Tuhan, beberapa tempat ini justru seakan melawan kodrat. Ya, beberapa tempat ini justru melarang penduduknya meninggal dunia.


Jangan sentimen dulu, ada alasan kenapa kematian dilarang di beberapa tempat ini. Mulai dari kondisi geografis hingga kepercayaan, berikut 7 tempat di dunia yang melarang adanya kematian, seperti dilansir Decan Chronicle.


1. Longyearbyen, Norwegia


Kota Longyearbyen, Norwegia Foto: Shutter stock © Disediakan oleh Kumparan


Berada di bagian paling utara Bumi, Longyearbyen di Norwegia memiliki aturan yang melarang penduduknya meninggal dunia. Bukan tanpa alasan, larangan tersebut dilakukan, karena kotanya yang memiliki temperatur rendah dan diselimuti salju.


Sejak tahun 1950-an, Pemerintah Longyearbyen melarang warganya meninggal. Sebab, mayat yang dikubur di pemakaman tidak membusuk, karena permafrost atau tanah yang membeku. Akibatnya, virus mematikan di dalam mayat tetap bisa hidup dan sangat mungkin menginfeksi kembali penduduk yang hidup ketika permafrost mencair.


Karena itu, jenazah penduduk harus diterbangkan ke bagian lain di Norwegia untuk disemayamkan. Selain itu, warga Longyearbyen yang diprediksi akan meninggal dalam waktu dekat akan dikirim ke tempat lain.


Hingga saat ini, kematian dan kuburan di Longyearbyen termasuk hal yang illegal. Hal itu bertujuan untuk melindungi penduduk yang masih hidup, agar terhindar dari virus mematikan yang bisa menyerang mereka.


2. Lanjaron, Spanyol


Bergeser ke Spanyol, Lanjaron adalah tempat berikutnya di dunia yang melarang warganya meninggal di dunia. Kebijakan tersebut datang setelah sang wali kota, Jose Rubio menerbitkan aturan yang melarang penduduknya meninggal.


Larangan itu datang setelah kota tersebut tak mampu lagi mengadakan penguburan yang layak bagi warganya. Dari seluruh populasi di kota tersebut, setidaknya sekitar 4.000 penduduk terancam tak mendapatkan lahan kuburan.


Untuk itu, pihak kota pun berpacu dengan waktu untuk membeli dan membebaskan lahan di sekitar kota Lanjaraon. Selagi menunggu hal tersebut, para warganya diimbau untuk menjalani hidup sehat, agar memiliki umur yang panjang.


3. Sarpourenx, Prancis


Tak berbeda jauh dengan Kota Lanjaron, sebuah desa di Prancis, Sarpourenx, juga menghadapi permasalahan serupa, yakni kurangnya lahan kuburan. Karena itu, pada 2008 lalu, Wali Kota Sarpourenx akhirnya mengeluarkan dekrit yang melarang penduduknya meninggal dunia.


Para penduduk diperbolehkan meninggal dunia jika mereka memiliki lahan penguburan sendiri, baik di dalam atau di luar desa tersebut. Kepada AFP, sang wali kota mengatakan mengambil langkah ekstrem tersebut sebagai protes terhadap keputusan hukum yang mencegahnya memperbesar tanah pemakaman di desa berpenduduk 260 orang itu.


4. Sellia, Italia


Ilustrasi desa di Italia. Foto: PhotoFra/Shutterstock © Disediakan oleh Kumparan

Sebuah desa terpencil di Italia ini juga melarang penduduknya meninggal di dunia. Larangan tersebut muncul karena 80 persen penduduk di Kota Selia adalah lansia.


Mereka melarang penduduknya meninggal, agar populasi kota tersebut bisa bertahan.


Hal itulah yang membuat pemerintah memutuskan untuk mengeluarkan larangan tersebut, agar penduduknya selalu menjaga kesehatan.


Wali Kota Sellia, Davide Zicchinella, menandatangani dekrit yang menyatakan bahwa setiap penduduknya harus selalu hidup sehat. Bukan tanpa alasan, sejak tahun 1960-an, penduduk di kota tersebut terus mengalami penyusutan. Terakhir pada 2015 lalu, tercatat kota itu hanya dihuni 537 orang dan kebanyakan dari mereka berada di usia senja.


5. Cugnaux, Prancis


Ilustrasi Pemakaman. Foto: Tomasz Otap/Shutterstock © Disediakan oleh Kumparan


Di tahun 2007, Kota Cugnaux di barat daya Prancis juga melarang penduduknya untuk meninggal dunia. Itu dikarenakan mereka tak mampu memberikan kuburan baru bagi penduduknya yang meninggal dunia.


Dihuni 17 ribu orang, kota ini nyatanya tak memiliki lahan yang cukup untuk kuburan bagi mereka yang meninggal dunia. Meski begitu, seiring berkembangnya waktu, otoritas setempat akhirnya bisa memberikan tempat kuburan yang layak bagi warganya setelah mengadakan perluasan di sekitar kota tersebut.


6. Itsukushima, Jepang


Kuil Itsukushima di Pulau Miyajima Foto: Shutter Stock © Disediakan oleh Kumparan


Sebagai negara dengan mayoritas penganut ajaran Shuntoisme, Jepang ternyata memiliki kepercayaan tentang kematian. Masyarakat penganut Shinto di Itsukushima, Jepang, juga melarang adanya kematian.


Untuk menjaga kesucian daerah tersebut, penduduk dilarang meninggal, bahkan melahirkan. Larangan ini ternyata sudah berlaku sejak 1878. Menurut kepercayaan Shinto, Kota Itsukushima merupakan daerah suci.


7. Biritiba Mirim, Brasil


Biritiba Mirim menjadi kota terakhir yang melarang warganya meninggal dunia. Sama seperti beberapa kota di atas, Biritiba Mirim juga menghadapi permasalahan kurangnya lahan kuburan.


Di kota tersebut setidaknya ada 50 ribu kuburan yang sudah tidak muat lagi untuk menampung mereka yang telah tiada. Karena terbatasnya lahan, banyak warga yang akhirnya memfungsikan tempat bawah tanahnya sebagai tempat untuk menguburkan sanak keluarganya.


Baca di https://kumparan.com/ dengan Judul 7 Tempat di Dunia yang Larang Penduduknya Meninggal Dunia

Tidak ada komentar:

Sejarah

[Sejarah][bsummary]

Makanan dan Pertanian

[Ekologi][twocolumns]