The Kompat - Pemerintah akan menyiapkan Pulau Galang di Provinsi Kepulauan Riau untuk evakuasi sementara 2.000 pengungsi Gaza, Palestina. Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan Hasan Nasbi mengatakan evakuasi ke Pulau Galang merupakan langkah pemerintah untuk memberikan bantuan pengobatan dan kemanusian.
![]() |
Ilustrasi foto |
© Copyright (c) 2016 TEMPO.CO |
Hasan mengatakan Pulau Galang dipilih karena terpisah dari permukiman warga. “Karena di sana dulu pernah menjadi tempat pengungsian, tapi juga pernah untuk pusat penanganan Covid waktu itu di sana. Jadi, sebenarnya kalau dalam sisi keamanan dan kenyamanan warga itu bisa manageable, sangat manageable kalau di sana,” kata Hasan saat konferensi pers di kantornya, Jakarta Pusat, Kamis, 7 Agustus 2025.
Namun Hasan menegaskan bahwa Pulau Galang bukan untuk evakuasi, melainkan untuk pengobatan sementara. Ia mengatakan pengungsi Gaza akan kembali ke Palestina setelah pengobatan mereka selesai.
“Jadi, bukan memindahkan warga, tapi kita semacam operasi kemanusiaan untuk membantu sebanyak yang kita bisa,” kata Hasan. “Jadi, sejauh ini pemerintah menargetkan bisa membantu pengobatan untuk 2.000 warga Gaza.“
Hasan tidak mengungkapkan kapan rencana evakuasi pengungsi Gaza ke Pulau Galang dieksekusi. Ia mengatakan teknis evakuasi disiapkan oleh Kementerian Luar Negeri dan Kementerian Pertahanan.
Presiden Prabowo Subianto sempat mengumumkan rencana ingin mengevakuasi sekitar 1.000 pengungsi Gaza ketika konflik di sana semakin memanas. Rencana itu ia umumkan awal April tahun ini sebelum bertolak ke Uni Emirat Arab.
Prabowo mengatakan mereka yang akan dievakuasi terdiri dari korban luka-luka, anak-anak yatim piatu, dan mereka yang mengalami trauma berat akibat agresi militer Israel. “Kami siap akan kirim pesawat-pesawat untuk mengangkut mereka. Kami perkirakan jumlahnya 1.000 untuk gelombang pertama,” ujar Presiden Prabowo kepada pers sebelum bertolak ke Uni Emirat Arab, Rabu, 9 April 2025.
Prabowo membantah rencana ini sebagai relokasi warga Gaza. Ia menegaskan bahwa evakuasi ini bersifat sementara dan bukan bentuk permukiman permanen. Setelah pulih dan kondisi Gaza memungkinkan, para pengungsi akan dikembalikan ke tanah asal mereka.
Namun rencana ini ditolak Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Anwar Abbas. Anwar menyebut rencana pemindahan warga Palestina untuk keluar dari Gaza merupakan ide Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang didukung Israel. "Pertanyaannya, untuk apa indonesia ikut-ikutan mendukung rencana Israel dan Amerika tersebut?" kata Anwar dalam keterangan tertulisnya pada Rabu, 9 April 2025.
Ia menyinggung soal keinginan Israel dan AS untuk mengosongkan Gaza sehingga Israel bisa lebih leluasa menduduki dan menguasai wilayah tersebut. Dengan demikian, menurut Anwar, Israel bisa menempatkan warga negaranya ke Gaza yang telah mereka duduki. Anwar mengaku khawatir jika dalam waktu tertentu Gaza akan menjadi bagian dari Israel Raya yang selama ini AS dan Israel cita-citakan.
Adapun Pulau Galang dikenal sebagai tempat penampungan pengungsi Vietnam yang kala itu disebut 'Manusia Perahu'. Penampungan Pengungsi Vietnam di Pulau Galang muncul karena adanya pergolakan politik yang melanda Vietnam tahun 1970-an. Konflik memanas sehingga pecah perang saudara antara masyarakat bagian selatan dan kelompok masyarakat bagian utara Vietnam. Puluhan ribu warga Vietnam kabur dari negara asalnya setelah kemenangan gerilyawan Komunis dan Saigon jatuh pada April 1975. Warga yang takut dengan kepemimpinan Komunis lantas kabur menggunakan perahu untuk pergi ke berbagai negara, termasuk Indonesia.
Cerita dari Tempo.co
Hendrik Yaputra dan Savero Aristia Wienanto berkontribusi dalam penulisan artikel ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar