Ilustrasi Komunitas Peta Buta, Foto : Fadil |
Sebetulnya penyebeb utamanya bukanlah karena kelangkaan bahan pokok dan ketersediaan bahan yang kurang. Hanya saja konsumsi dan permintaan menuingkat sehingga harga melambung tinggi. kita masih mengingat teori ekonomi yang mengatakan bahwa "semakin tinggi permintaan maka semakin banyak barang yang dibutuhkan dan semakin sedikit barang maka semakin tinggi haga, tapi semakin banyak barang dan semakin sedikit konsumsi maka harga akan tirun".
Pemerintah setempat dan pemerintah pusat harus tanggap terhadap kenaikan harga pasar, karena akan berpengaruh terhadap perekonomian masyarkat kedepan. Dari kenaikan harga yang terjadi selama ini, belum pernah pemerintah serius mengatasi dalam penurunan harga pasar.
Selama ini pedagang dengan bebas melakukan transaksi dengan harga tetap tinggi dengan alasan takut rugi karena telah membeli dengan harga tinggi.
Menjaga kestabilan harga sangat penting apalagi menjelang mement dimana masyrakt mengalami lonjakan konsumsi. Presiden Jokowi baru-baru menekankan harga daging sebelum ramadhan harus dibawah harga 80 rb per kilogram yang sekarang mencapai harga 120 ribu perkilonya. memangkas harga 40-50 perkilo kemiungkinan mustahil untuk dilakukan pemerintah.
solusi yang coba ditawarkan oleh pemerintah adalah Impor daging untuk menurunkan harga pasar dengan mempertimbangkan dan melihat kondisi peternakan yang ada di Indonesia sangat kuirang dan tidak mampu untuk memenuhi permintaan pasar.
Akan tetapi Impor yang direncakana tidaklah semulus yang kitakira. Sebagaimana diberitakan kompas.com (30/5/16) menyatakan bahwa banyak pedagang menolak dengan rencana Impor tersebut yang bisa merugikan pedagang lain karena harganya murah.
Beberapa media pada tanggal 30 Mei 2016 kemarin mengabarkan perbedaan harga pasar Indonesia dan negara lain sperti Malaysia, Austaralia dan Fiilipina yang menunjukkan harga negara-negara tersbut masih di bawah harga 80 rb perkilinya..
Sebagaimana diberitakan oleh Kompas.com (30/5) harga daging di daerah terus merangkak naik mencapai Rp 120.000 per kilogram. Harga itu terpantau di pasar Kota Bengkulu dan di Pasar Argosari, Wonosari, Kabupaten Gunung Kidul. Di Bengkulu, satu pekan lalu harga daging masih sekitar Rp 90.000 per kilogram hingga Rp 100.000 per kilogram.()
Tidak ada komentar:
Posting Komentar