Keragaman

[Keragaman][bleft]

Sain dan Teknologi

[Sains & Teknologi][bsummary]

Ekologi

[Ekologi][twocolumns]

Fakultas Kehutanan IPB : Sawit Mungkin tidak merusak Hutan dan Karagaman Hayati, tapi memberikan nilai konservasi tinggi untuk hutan

KOMPAT-Onlinen - Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor (IPB) bekerja sama dengan Pusat Penelitian Advokasi Konservasi Alam dan Pusat Advokasi, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, dan Badan Pengelolaan Dana Minyak Sawit, menyelenggarakan Focus Group Discussion (FGD) dengan tema " Sawit dan Deforestasi Hutan Tropika = Minyak Kelapa Sawit dan Deforestasi Hutan Tropis ". FGD ini diadakan di IPB International Convention Center (IPB ICC), Kampus IPB, Baranangsiang, Bogor, 12 April 2018. Dalam FGD ini ada banyak pendapat tentang perkebunan kelapa sawit dan deforestasi yang diformulasikan.
Sumber : https://www.ipb.ac.id 
Menurut Dekan Fakultas Kehutanan, Dr. Ir. Rinekso Soekmadi, MSc, komoditas perkebunan merupakan salah satu andalan pendapatan nasional dan devisa Indonesia. Menurut Direktorat Jenderal Perkebunan Departemen Pertanian, luas perkebunan sawit terus meningkat dari tahun ke tahun. Pada tahun 2016, luasnya mencapai 11, 9 juta ha dan pada tahun 2017 total area telah meningkat menjadi 12, 3 juta ha. Mereka didistribusikan di berbagai wilayah di Indonesia, yang terbesar adalah di pulau Sumatera sekitar 7,4 juta ha dan Kalimantan sekitar 4,3 juta ha.
"Hutan itu sendiri adalah unit ekosistem. Ekosistem adalah kelompok makhluk hidup dan tidak hidup yang bergantung satu sama lain untuk bertahan hidup. Makhluk hidup dalam ekosistem adalah organisme seperti tumbuhan, hewan, pohon dan serangga yang berinteraksi satu sama lain. seperti halnya dengan benda-benda tak hidup di ekosistem, seperti cuaca, tanah, matahari, iklim dan atmosfir sekitarnya, mereka harus dilestarikan, sementara perkebunan kelapa sawit memiliki potensi untuk menghasilkan pembangunan ekonomi dan sosial yang signifikan di Indonesia. Minyak sawit adalah produk pertanian Indonesia yang paling sukses kedua, setelah padi, dan ekspor pertanian terbesar. Saat ini ada kekhawatiran menstigmatisasi seluruh tanaman ketika bukan tanaman yang menjadi masalah, tetapi di mana kita menanamnya, "katanya.
Sementara itu, Pelatih Pusat Studi Advokasi dan Pelestarian Alam yang juga anggota fakultas Fakultas Kehutanan IPB, Prof Dr Yanto Santoso, menyatakan bahwa formulasi ini direkomendasikan oleh FGD akan diserahkan kepada pemerintah sebagai formula penting bagi pemerintah. , pengusaha, peneliti, organisasi non-pemerintah (LSM) dan pemangku kepentingan lainnya dalam menjaga dan menjaga pengembangan perkebunan kelapa sawit ramah lingkungan Indonesia.
"Undang-undang kehutanan Indonesia yang berlaku, menyatakan bahwa deforestasi adalah pemindahan fungsi atau perubahan fungsi dari kawasan hutan menjadi alokasi non-hutan. Tetapi penebangan hutan, pembukaan lahan, atau pembukaan lahan adalah penghilangan hutan atau tegakan pohon di mana lahan tersebut berada. setelah itu dikonversi menjadi penggunaan non-hutan. Dari hasil survei ke lapangan, saya sangat yakin bahwa kelapa sawit bukan penyebab deforestasi di Indonesia. Perkebunan kelapa sawit di Indonesia tidak mengubah kawasan hutan, "katanya.
Selain itu, Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Pertanian Kementerian Perekonomian RI, Dr.Ir. Wistra Danny mengatakan, minyak sawit Indonesia terus berkembang pesat dan menjadi salah satu komoditas strategis dalam mendukung perekonomian nasional. Keberadaan industri perkebunan sawit yang disertai berbagai produk turunan, harus diakui masih menjadi keunggulan utama produk komoditas Indonesia.
"Perkebunan dan industri pengolahan kelapa sawit Indonesia adalah industri utama bagi perekonomian negara ini: ekspor minyak kelapa sawit adalah penghasil devisa yang penting, sementara industri menyediakan kesempatan kerja bagi jutaan orang Indonesia. Hingga tahun 2017, Indonesia masih tercatat sebagai yang terbesar di dunia. pengekspor komoditas Berdasarkan data dari Asosiasi Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI), perkebunan kelapa sawit mungkin tidak menyebabkan kerusakan terbesar pada keanekaragaman hayati atau deforestasi tropis, atau penurunan keanekaragaman hayati dan kebakaran hutan, sebaliknya kelapa sawit adalah promotor konservasi alam, yang memberikan nilai konservasi tinggi untuk hutan, yang selalu memberikan manfaat bagi kehidupan, "katanya.
Rekomendasi sebagai hasil diskusi FGD, serta saran dan solusi harus segera disusun sebagai proposal naskah akademis sebagai dasar untuk mempertimbangkan bahwa perkebunan kelapa sawit diklasifikasikan sebagai tanaman kehutanan. Sehingga dimungkinkan menumbuhkan minyak sawit di kawasan Hutan Tanaman Rakyat (HTR) dan Hutan Tanaman Industri (HTI). Sesuai dengan pengaturan tata ruang hutan mikro, perkebunan kelapa sawit ini merupakan lansekap mosaik dengan spesies tanaman lainnya.
Pemerintah Indonesia harus meningkatkan dan mengambil deforestasi secara serius terhadap pelaku deforestasi dan mereka yang secara sistematis menyebabkan masalah deforestasi tanpa data yang akurat dan valid. Pemerintah juga harus mengambil keberanian dari semua pemangku kepentingan yang relevan.
Telah Terbit di https://www.ipb.ac.id dalam bahasa Inggris
Published Date : 16-Apr-2018
Resource Person : Dr. Ir. Rinekso Soekmadi, MSc
Keyword : The Faculty of Forestry of IPB Agreed to Compile Academic Paper for Palm Oils as a Forest Crop

Sejarah

[Sejarah][bsummary]

Makanan dan Pertanian

[Ekologi][twocolumns]