The Kompat - Beberapa gelar bangsawan di Mandar dan konteks sosial-budayanya. Gelar seperti Daeng, Puang, Petta, Andi, dan Arung memang memiliki akar kuat dalam struktur sosial masyarakat Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat, termasuk wilayah Mandar.
Berikut sedikit penjelasannya:
👨 Daeng
Asalnya dari Bugis-Makassar, tapi digunakan juga di Mandar, terutama oleh keturunan bangsawan yang punya hubungan administratif dengan kerajaan. Sering digunakan bersama nama pribadi.
👦 Puang
Umumnya digunakan oleh pemangku adat atau orang yang dianggap suci atau terhormat secara adat. Gelar ini juga menunjukkan garis keturunan ningrat.
😎 Andi
Merupakan gelar resmi keturunan bangsawan tinggi Bugis-Makassar, yang kemudian menyebar ke Mandar karena adanya pernikahan antarbangsawan dan perpindahan wilayah kekuasaan. Dianggap sebagai gelar keturunan "darah biru."
👳 Petta
Berarti "tuan" atau "pemuka". Bisa disematkan kepada pemimpin adat, kepala kampung, atau orang yang dihormati di komunitas. Sifatnya lebih kepada fungsi sosial dan kepemimpinan lokal.
💂 Arung
Dalam bahasa Bugis dan juga digunakan di Mandar, Arung berarti “penguasa” atau “raja kecil”. Seorang Arung memimpin wilayah tertentu dalam struktur kerajaan.
Konteks Budaya
Masyarakat Mandar memiliki sistem kerajaan (pada masa lalu) yang disebut “Pitu Ba’bana Binanga” (tujuh kerajaan pesisir) dan “Pitu Uluna Salu” (tujuh kerajaan pegunungan). Gelar-gelar bangsawan ini hidup di antara dua kelompok besar tersebut, dan digunakan untuk menunjukkan posisi sosial dan politik seseorang.
Dari Berbagai Sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar