Perkembangan kota tidak lepas dari pemanfaatan potensi alam. Terkadang perkembangan kota mengabaikan aturan lingkungan. Pengerukan untuk bahan timbunan, pembangunan perusahaan semen, batu bata, pemanfaatan pasir alam dan kebanyakan diperoleh dari alam.
Sulawesi Selatan merupakan daerah potensi sumberdaya yang sangat besar. Batu kapur yang ada di kabupaten maros berupa kars yang dimanfaatkan oleh dua perusahaan semen terbesar dengan produksi puluhan ton per satukali produksinya, kemudian potensi lain muncul dari daerah kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan dengan potensi alam berupa pasir dari sungai Bili-Bili tiap hari di keruk dan diangkut dengan ratusan truk tiap hari blolak bali, tak lepas dari semua itu ada banyak potensi lain yang dimanfaatkan untuk perkembangan kota. Salah satu potensi lain adalah pemanfaatan tanah berbukit untuk bahan timbunan di Kabupaten Gowa dan kabupaten Maros.
Kawasan Danau Mawan adalah salah satu poensi yang dimanfaatkan. mereka mengeruk bukit selama hampir sepuluh tahun dan meratakannya. "mereka datang kesini menawari masyarakat dengan uang banyak, mereak membeli dan mulai mengeruk bukit panjang sekitar 60 kilo meter. sekarang yang muncul ini (telaga biru) adalah hasil penggalian dengan kedalaman puluhan meter. mereka berhenti karena ada genangan ini dan tidak bisa lagi melakukan penggalian, alatnya pun tenggalm 1." kata daeng Saguni, penjaga kawasan telaga biru.
Kondisi ini menghancurkan puluhan hektar bukit berhutan. Kini menyisakan hamparan yang sangat luas seperti padang, tapi kondisi ini semakin parah karena sebagian dari tanah ini merupakan tanah bermilik atau kaplingan oleh beberapa orang "ada Aparat, ada Guru, ada Dosen dan ada beberapa orang besar lain memiliki tanah ini" kata Dg Saguni saat menjelaskan status kawasan ini.
Dalam keadaan seperti ini, maka kerusakan lingkungan yang sangat parah akibat perkembangan kota besar sangat nyata. Alam menjadi rusak dan beberapa spesies telah terancam dan bahkan telah punah akibat dari penghancuran alam untuk memnfaatkan dalam perkembangan kota.
Berikut adalah ilustrasi dari kerusakan lingkungan yang telah terjadi akibat penggalian bahan timbunan yang mengakibatkan hilangnya habitat beberapa spesies. Dalam vidio ini pula dapat kita lihat dan dengar pernyataan masyarakat sekitar danau Mawan.
Sulawesi Selatan merupakan daerah potensi sumberdaya yang sangat besar. Batu kapur yang ada di kabupaten maros berupa kars yang dimanfaatkan oleh dua perusahaan semen terbesar dengan produksi puluhan ton per satukali produksinya, kemudian potensi lain muncul dari daerah kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan dengan potensi alam berupa pasir dari sungai Bili-Bili tiap hari di keruk dan diangkut dengan ratusan truk tiap hari blolak bali, tak lepas dari semua itu ada banyak potensi lain yang dimanfaatkan untuk perkembangan kota. Salah satu potensi lain adalah pemanfaatan tanah berbukit untuk bahan timbunan di Kabupaten Gowa dan kabupaten Maros.
Kawasan Danau Mawan adalah salah satu poensi yang dimanfaatkan. mereka mengeruk bukit selama hampir sepuluh tahun dan meratakannya. "mereka datang kesini menawari masyarakat dengan uang banyak, mereak membeli dan mulai mengeruk bukit panjang sekitar 60 kilo meter. sekarang yang muncul ini (telaga biru) adalah hasil penggalian dengan kedalaman puluhan meter. mereka berhenti karena ada genangan ini dan tidak bisa lagi melakukan penggalian, alatnya pun tenggalm 1." kata daeng Saguni, penjaga kawasan telaga biru.
Kondisi ini menghancurkan puluhan hektar bukit berhutan. Kini menyisakan hamparan yang sangat luas seperti padang, tapi kondisi ini semakin parah karena sebagian dari tanah ini merupakan tanah bermilik atau kaplingan oleh beberapa orang "ada Aparat, ada Guru, ada Dosen dan ada beberapa orang besar lain memiliki tanah ini" kata Dg Saguni saat menjelaskan status kawasan ini.
Dalam keadaan seperti ini, maka kerusakan lingkungan yang sangat parah akibat perkembangan kota besar sangat nyata. Alam menjadi rusak dan beberapa spesies telah terancam dan bahkan telah punah akibat dari penghancuran alam untuk memnfaatkan dalam perkembangan kota.
Berikut adalah ilustrasi dari kerusakan lingkungan yang telah terjadi akibat penggalian bahan timbunan yang mengakibatkan hilangnya habitat beberapa spesies. Dalam vidio ini pula dapat kita lihat dan dengar pernyataan masyarakat sekitar danau Mawan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar