Keragaman

[Keragaman][bleft]

Sain dan Teknologi

[Sains & Teknologi][bsummary]

Ekologi

[Ekologi][twocolumns]

Leang Pettakere dan Kondisi Situs Bersejarah yang lain

Leang petta kere (kawasan presejarah leang-leang) merupakan kawasan bersejarah yang ada di kabupaten maros, tepatnya di leag-leang antara kota maros dan permandian Bantimurung. Ketika berkunjung ke laeng pettakere akan banyak pelajaran dapat kita petik termasuk keberadaan manisia purba yang belum terungkap sepenuhnya, mungkin karena kegigihan dalam penelitian atau beratnya menemukan bukti keberadaan mereka karena mereka hidup sekitar 5 juta tahun yang lalu.

Manusia purba yang pernah hidup di kawasan leang pettakere menyisakan banyak teka-teki dan rahasia yang ada didalamnya. Salah satu rahasia yang mereka tinggalkan adalah gambar telapak tangan dan gambar babi rusa yang sampai ratusan atau bahkan jutaan tahun yang lalu tidak pudar dan tetap awet, padahal jikalu kita mau tinjau dari segi tempat membuat tanda tersebut yang menempel pada kars yang terus berkembang dan mengalami perubahan tidak mungkin akan awet selama itu. Teka-teki juga akan muncul pada bahan pewarna yang mereka gunakan untuk membuat gambar dan tanda pada dinding gua tersebut.

Berbicara tentang leang pettakere akan membawa kita kemasa lampau yang lauh sebelum manusia memiliki peradaban manusia modern. Pada jaman mereka hanya melakukan perburuan dan mengumpulkan makanan serta berpindah tempat dari satu tempat ketempat lain untuk melakukan perburuan dan pengumpulan bahan makanan. tapi ada beberapa diantara mereka menetap pada suatu daerah dan terus mengalami perkembangan dan perekembangan yang signifikan.







Keadaan Fasilitas yang ada di kawasan prasejarah Leang-Leang.

Pada jaman mulai terjadinya barter (saling tukar barang) dan munculnya jalinan kekerabatan antara suku membut terjadinya perkembangan daerah satu ke daerah lainnya. Kebutuhan dan kekayaan antar suku satu dan suku yang lain membuat perkembangan yang sangat mendasar dan akhirnya mereka saling memahami dan menyatu, dengan demikian lambat laung persaudaraan terjalin dan perang antar suku mulai berkurang. Meraka hidup beradampingan sampai munculnya orang-orang asing yang berprofesi sebagai pedagang dan sekaligus menyebarkan ajaran dan pengetahuan.

Manusia yang hidup di jaman modern masa kini akan semakin penasaran dengan nenek moyang mereka, tapi hanya berlaku pada beberapa orang saja, banyak diantara manusia menganggap itu tidak penting yang penting adalah bagai mana hidup untuk kedepannya, padahal "mempelajarin masa lampau adalah kunci masa kini". 

Kembali ke beberapa situs bersejarah yang tersebar di beberapa daerah sangat memprihatinkan, sebut saja leang-leang yang memiliki pemasukan yang cukup signifikan tapi dari segi pengelolahan sangat minim. Mereka sebagai pengelolah dan penanggung jawab kurang memperhatikan kondisi fasilitas yang ada. mulai dari kursi dan gazebo yang rusak dibiarkan begitu saja. Belum lagi tempat-tempat besejarah yang mulai di bongkar untuk pembangunan peremahan dan ruko. Kejadian yang paling memilukan dari situs bersejarah adalah tidak dimuatnya dalam catatan sejarah dan tidak memiliki deskripsi yang memuat situs-situs tersebut.

Tim KOMPAT pernah melakukan perjalanan ke berbagai tempat di Sulawesi dan menemukan beberapa situs bersejarah yang hampir punah karena tidak diketahui keberadaanya. Beberapa situs telah dipublikasiakan oleh KOMPAT diantanyanya adalah Makam Turumpe (tu manurunga ri Kindang) yang telah di gali oleh keluarga Kareng Kindang untuk di eksploitasi harta yang di kubur bersamanya, Benteng Belanda di gunung Bawakaraeng yang hanya di kenal beberapa orang, Gua bersejarah tempat tinggal Kahar Muzakkar dan gua tempat bertapa Sawerigading, kemudian Bangker peninggalan jaman Jepeang di Lakkang dan beberapa lagi yang lain. Ekspedisi yang direncanakan oleh Tim KOMPAT terkendala dana sehingga belum terlaksana dan kami berharap doa dan dukungannya dalam pelestarian situs bersejarah region sulawesi dalam bentuk tulisan yang memuat deskripsi lengkapnya.











Makam Turumpe (tu manurunga ri Kindang) dan bangker peninggalan jaman Jepang di Lakkang.

Tidak ada komentar:

Sejarah

[Sejarah][bsummary]

Makanan dan Pertanian

[Ekologi][twocolumns]