The Kompat - Benteng malewang merupakan salah satu desa di ujung Utara wilayah kec Gantarang. Pada masa pra kemerdekaan Benteng Malewang adalah salah satu wilayah adat dalam wilayah kerajaan gantarang bersama wilayah adat lainya diantaranya Palioi, Bonto Sunggu, Barabba, Ponre, Bontoraja, Dauleng, Borong Loe dll. Dimana wilayah adat ini masing-masing memiliki nama dan sistem kepemimpinan adat, seperti Toddo Palioi, untuk wilayah adat Palioi, Lompo' Bonto Sunggu untuk wilayah adat Bonto Sunggu, Macoa Borong Loe untuk wilayah adat Borong Loe, Gallarang Dauleng untuk wilayah adat Dauleng dan Malewang sendiri memiliki nama dan sistem kepemimpinan adat dengan nama Bangkeng Bate Malewang.
![]() |
| Peta Desa Benteng Malewang, Kab. Bulukumba. Sumber Google |
Tentu saja wilayah-wilayah adat lainya memiliki ciri dan kekhususan tersendiri. Terkhusus bangkebate Malewang memiliki makna filosofis yang dalam dan mencirikan diri dalam sebuah sistem nilai yang unik sakral dan menjadi sebuah kearifan lokal yang diwariskan turun temurun.
Makna inilah yang menjiwai sifat dan kepribadian orang-orang malewang yg tegas, berani, terhormat dan rela berkorban. Bangkeng Batea RI Malewang berarti pemilik jejak kaki yg secara filosofis diterjemahakan sebagai "orang yang di ikuti jejaknya". Sehingga pemimpin di Malewang harus memiliki standar tinggi dalam hal syarat baik secara adab, adat maupun agama. Karen pemimpin inilah yang jadi panutan.
Standar itu secara turun temurun diwariskan dari generasi kegenerasi sebagai sebuah sistem nilai yang sangat di hormati sebagai sebagai sebuah harga diri dan soliditas kemasyarakatan yang terangkum dalam sistem nilai " Siri na Pacce" menurut yang kami pelajari dari orang tua kita dahulu bahwa standar dan syarat sebagai Bangkeng Bate RI Malewang ( pemimpin di Malewang) adalah
- Barani na gattang (berani dan tegas) kepribadian yang melekat sebaggai seorang pemimpin yang berani dan tegas karena dia adalah pejuang kesatria yg setiap saat harus mampu mengambil tindakan yang tepat meski disaat sulit dan genting,
- Macca adalah ( cerdas/bijaksana) karena seorang pemimpin harus mampu menyelesaikan persoalan dgn bijak
- Lambusuk ( lurus dan benar) karena pemimpin harus membimbing rakyatnya kejalan yg lurus
- Adele (adil) karena pemimpin harus menyelesaikan setiap persoalan yang timbul dimasyarakat dengan adil dan tidak memihak meski itu adalah anggota keluarga sendiri.
- Siri na Pacce (rasa malu dan harga diri yang tinggi serta soliditas dan empati) karena pemimpin harus menjunjung tinggi kehormatan dan harga diri) karena pemimpin adalah simbol dari rakyatnya dia harus mampu menempatkan dirinya agar tidak mempermalukan diri dan rakyatnya, serta memiliki sifat soliditas dan empati yang membuat dia merasa terpanggil untuk merasakan apa yg dirasakan oleh rakyatnya. Pemimpin yang melanggar norma adat, norma agama dan susila dianggap mempermalukan rakyatnya dan dirinya ( appakasiri) dan bisa membangkitkan reaksi ekstrim masyarakat malewang.
Ketegasan masyarakat bangkengbate malewang dalam mempertahankan prinsip-prinsip tersebut diatas tercermin dalam sebuah tradisi "Assele" ( kebiasaan membawa badik atau keris yg diselipkan di pinggang) adalah sebuah bentuk kewaspadaan dan sikap kesatria yang dapat digunakan jika sewaktu-waktu di perlukan apalagi jika merasa harga diri dan kehormatannya (siri'na) diusik maka orang Malewang siap bertaruh nyawa tanpa pandang bulu.
Hal ini dipertegas dengan sebuah pesan leluhur yang menyatakan "Babakuji akkaraeng mingka badikku anre nakkaraeng " ( Mulutku saja yang menganggap kamu raja tapi badikku tidak memandang kamu raja) artinya bahwa ketika siri orang malewang terlangkahi maka badiklah yang akan menyelesaikannya dan siap menikamnya meski ia seorang raja.
Terkait dengan situasi dan kondisi krisis kepemimpinan saat ini di desa benteng malewang maka kami harap para pemangku kebijakan dapat mempertimbangkan dan mengambil langkah-langkah preventif yang bijak dan bermartabat yang dapat membawa kemaslahatan terhadap seluruh lapisan masyarakat dan tidak menimbulkan korban yang dapat terjadi sewaktu-waktu.
Penulis adalah Abd. Haris Bustan merupakan masyarakat biasa yang memiliki pemikiran yang sangat luarbiasa dan memiliki pandangan yang sangat luas. Aktif di berbagai kgiatan Sosial dan kemanusiaan.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar